LatarBelakang. Keragaman budaya atau “cultural diversity” adalah keniscayaan yang ada di bumi Indonesia. Keragaman budaya di Indonesia adalah sesuatu yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya. Dalam konteks pemahaman masyarakat majemuk, selain kebudayaan kelompok sukubangsa, masyarakat Indonesia juga terdiri dari berbagai kebudayaan daerah
Sikapyang harus diterapkan masyarakat dalam menghadapi perubahan adalah: 1. Menerima perubahan dengan memberikan filter agar perubahan tersebut tidak menggerus budaya asli yang dimiliki masyarakat. 2. Mempelajari perubahan yang ada untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari dan menerapkan yang baik serta menghormati perubahan yang
DampakPositif Akulturasi Budaya. Berikut ini merupakan contoh dampak positif adanya akulturasi budaya bagi masyarakat Indonesia. 1. Kemajuan Teknologi dan Pola Pikir. Percampuran budaya negara lain dapat memengaruhi pola pikir masyarakat, misalnya menjadi lebih modern. Parapuan adalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.
Vay Tiền Nhanh. › Opini›Ketangguhan Budaya Empati Krisis perubahan iklim menyebabkan nestapa. Penderitaan akibat bencana yang menghancurkan membuat sebagian warga menjadi pengungsi di negeri sendiri. Ia menguji daya tahan kita sebagai warga bangsa dan umat manusia. SALOMO TOBINGIdi Subandy Ibrahim Ketika kalender 2022 ditutup diganti lembaran tahun baru 2023, terbersit kenangan dan fajar harapan. Meski kenangan tak selalu indah bagi setiap orang. Namun cahaya harapan menjadi daya pemantik dalam meniti jembatan ke hari fajar harapan 2023 seperti diselimuti kabut ketidapastian. Beberapa kejadian di penghujung 2022 menyadarkan bahwa kita berpijak di bumi yang rapuh. Berbagai bencana seperti banjir, gempa bumi, longsor, gunung meletus menimpa beberapa daerah ketika kita baru menuruni puncak pandemi. Krisis perubahan iklim menyebabkan nestapa. Penderitaan akibat bencana yang menghancurkan membuat sebagian warga harus menjadi pengungsi di negeri sendiri. Ia menguji daya tahan kita sebagai warga bangsa dan umat manusia. Sementara itu, ancaman krisis ekonomi global dan PHK yang mengintai, disertai kekhawatiran atas luapan hasrat politik tak terkendali menyambut tahun politik 2023-2024, menjadi tantangan kohesivitas ditegaskan laporan Litbang Kompas yang menemukan ironi ketika pandemi menyergap, ikatan sosial makin menguat. Namun, kini tatkala pandemi meredup dan kehidupan masyarakat mulai berangsur normal, jurang keterbelahan sosial justru terbangun yang menciptakan kesenjangan kehidupan Kompas, 3/12/2022.Baca juga Buku dan Budaya BacaKemudian pernyataan Presiden Joko Widodo dalam beberapa kesempatan mengenai “kriteria” pemimpin yang ideal layak direnungkan. Presiden antara lain mengatakan, terdapat beragam persoalan seperti ketidakpastian setelah pandemi hingga kenaikan harga yang seharusnya lebih dahulu diselesaikan sebelum membicarakan urusan yang disampaikan Presiden menunjukkan pentingnya sense of crisis seorang pemimpin, yakni pemimpin yang berempati terhadap nasib rakyat kebanyakan. Hal tersebut sesungguhnya mengarahkan perhatian kita pada pentingnya kepekaan seorang pemimpin terhadap persoalan-persoalan nyata yang sedang dan akan dihadapi rakyat Indonesia ke tingkat tertentu, ancaman krisis ekologi dan krisis ekonomi memang mampu ditanggapi dengan berbagai kebijakan oleh pemerintah untuk meringankan beban warga-warga yang paling menderita. Seperti ketika gempa Cianjur, simpati berdatangan dari pejabat setelah kunjungan langsung Presiden Joko Widodo ke lokasi yang mendapatkan liputan luas di satu sisi, kehadiran sejumlah pejabat di lokasi bencana karena kedekatan lokasi berpadu dengan kedekatan emosi. Sementara tak setiap daerah yang terkena bencana bisa dikunjungi sedemikian banyak pejabat. Di sisi lain, berbagai aksi solidaritas yang ditunjukkan warga baik di dunia nyata maupun di dunia maya pasca-gempa Cianjur menunjukkan ketangguhan budaya empati ternyata tetap hidup dalam masyarakat. Dalam keadaan sulit, rupanya kepedulian masyarakat terhadap penderitaan orang lain menguat. Kerelaan untuk berkorban seperti menemukan momentum tetapi, di tengah upaya mempertahankan budaya empati kita juga menyaksikan laku budaya sebagian elite yang seperti tidak mampu mengendalikan libido kuasa tak terkekang. Hasrat untuk berkuasa dan mengumpulkan kapital dengan cara-cara yang mungkin mengingkari hukum dianggap sebagai tindakan yang manusiawi. Sikap permisif terhadap korupsi, manipulasi, dan komersialisasi jabatan adalah contoh yang akan membunuh bibit-bibit kepemimpinan juga Universitas Massa Era DisrupsiKepemimpinan empatik sejatinya tumbuh dalam masyarakat kolektivis seperti Indonesia. Jika masyarakat individualistis sering digambarkan sebagai lebih “idiosentris” yakni menekankan persaingan, kepercayaan diri, dan kebebasan. Sedangkan masyarakat kolektivis cenderung lebih “allosentris” yakni menekankan tanggung jawab komunitas, kegunaan sosial, dan penghargaan atas kewenangan. Meski kenyataan sejarah tidak selalu mendukung kecenderungan kekayaan budaya dan aneka suku bangsa yang dimiliki negeri ini, sejatinya muncul pemimpin yang memiliki kecerdasan budaya empati untuk menyelami keragaman persoalan yang dihadapi tiap-tiap daerah. Dengan kecerdasan itu, lahir kebijakan yang mampu mengubah cita-cita kolektif menjadi kenyataan keadilan dan kesejahteraan yang pernah dijelaskan oleh Cornel West 1999 seorang pengkaji motivasi empati, “Empati bukan hanya masalah mencoba membayangkan apa yang orang lain alami, tetapi memiliki kemauan untuk mengumpulkan keberanian yang cukup untuk melakukan sesuatu.” Di satu sisi, empati didasarkan pada harapan. Di sisi lain, ada keberanian untuk mewujudkan harapan itu dalam kebijakan dan empati menumbuhkan sikap moral untuk peduli. Sikap yang menumbuhkan kepedulian yang tulus terhadap kesejahteraan bersama. Saat kita berempati dengan orang lain, kita berusaha melampaui sekadar berpikir dan merasakan seperti yang mereka rasakan. Kita menjadi benar-benar peduli dengan kesejahteraan orang-orang yang kurang dua tahun berusaha keluar dari kepungan Covid-19, kita menyadari bahwa penderitaan itu nyata, karena itu harapan kemanusiaan itu pun nyata! Kita juga makin menyadari, dalam situasi-situasi sulit masyarakat membutuhkan dukungan. Kepedulian dan kepekaan akan penderitaan bisa mengaktifkan imajinasi empati kita dalam dunia global yang kian terhubung secara digital dan secara kita hidup di dunia global yang sangat terhubung secara digital. Semakin kehidupan terdigitalkan semakin kita membutuhkan ketahanan budaya empati. Kemajuan digital dapat membantu kita memperluas cakrawala empati kemanusiaan kita. Tetapi kemajuan digital dapat juga mempersempit cakrawala dan empati kita ketika ia menjadi mesin disinformasi dan dunia yang kian gaduh, kita perlu mempertajam rasa empati untuk melembutkan hati kita agar kita melampaui kepentingan diri kita yang terbatas. Dalam bukunya Inclusive Cultural Empathy, Paul B Pedersen dan kawan-kawan menulis bahwa dengan empati kita mengeksplorasi dan menemukan suara-suara batin yang mengajari bagaimana kita memanfaatkannya untuk menemukan keseimbangan Subandy IbrahimPeneliti Budaya, Media, dan Komunikasi EditorMOHAMMAD HILMI FAIQ
Sikap Toleransi dan Empati Sosial terhadap Keragaman Budaya. Foto iStockSikap toleransi dan empati sosial dapat diwujudkan dengan memahami bahwa keragaman budaya membutuhkan penguatan budaya lokal di tengah budaya lain yang sama-sama bertahan. Secara sederhana, toleransi dapat diasah dengan memahami berbagai perbedaan persepsi. Perbedaan persepsi budaya terhadap suatu hal, jika tidak disikapi dengan bijaksana, dapat berbuah toleransi menentukan tingkat penerimaan seseorang terhadap perbedaan dan perselisihan yang mungkin pengertian empati sosial adalah kemampuan untuk merasakan apa yang dirasakan orang lain oleh seorang individu atau suatu kelompok orang lain menjadi landasan bersikap dalam setiap interaksi yang terjalin. Empati berpotensi untuk mengubah perbedaan menjadi saling memahami dan mengerti secara mendalam. Untuk mengetahui lebih jauh mengenai sikap toleransi dan empati sosial terhadap keragaman budaya, berikut Toleransi dan Empati Sosial terhadap Keragaman Budaya Sikap Toleransi dan Empati Sosial terhadap Keragaman Budaya. Foto iStockDikutip dari Sosiologi Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat oleh Bagja Waluya, sikap toleransi dan empati sosial terhadap keragaman dan perubahan kebudayaan dapat diwujudkan dalam perilaku sebagai Menumbuhkan Sikap Saling PercayaSikap saling percaya dapat menjadi kekuatan dalam mewujudkan komunitas warga untuk menciptakan kehidupan yang demokratis melalui toleransi, solidaritas, kepercayaan, serta struktur sosial yang kooperatif antarwarga. 2. Membangun Masyarakat Anti-SARASARA adalah berbagai pandangan dan tindakan yang didasarkan atas sentimen identitas yang menyangkut suku bangsa, agama, ras, dan tindakan yang melibatkan kekerasan, diskriminasi, dan pelecehan yang didasarkan atas identitas diri dan golongan dapat dikatakan sebagai tindakan SARA. Anti-SARA adalah suatu tindakan sistematis untuk memerangi masalah SARA dalam berbagai bentuk, termasuk sistem dan kebijakan diskriminatif serta sentimen-sentimen SARA yang secara tidak sadar telah tertanam dalam diri setiap anggota masyarakat sejak usia moral anti-SARA berupaya untuk mengikis ketimpangan-ketimpangan tersebut melalui suatu sistem yang mengoreksi dan mengakomodasi ketidakadilan sosial. Sementara Masyarakat Anti-SARA adalah sekelompok manusia, baik terikat dalam sebuah institusi maupun sebagai publik, yang sikap dan perilakunya senantiasa dilandasi dengan penuh toleransi dan empati sosial yang tinggi dalam menyikapi setiap perbedaan identitas, seperti suku bangsa, agama, ras, dan Masyarakat Anti-SARA. Foto iStockMereka selalu berupaya menyingkirkan segala hal yang berbau SARA, yang ditunjukkan dengan kemampuan bekerja sama dengan seluruh komponen masyarakat dalam berbagai aspek Anti-SARA di Indonesia merupakan organisasi independen yang memperjuangkan terciptanya tatanan masyarakat yang menjunjung keadilan sosial dan persamaan hak bagi seluruh institusi sosial yang bersifat nirlaba, berikut tujuan didirikannya Masyarakat Anti-SARA di segala bentuk sikap dan perbuatan yang bebas pendidikan dan penerangan kepada masyarakat tentang pentingnya sikap toleransi dan empati sosial terhadap hubungan keragaman partisipasi masyarakat dalam mewujudkan kehidupan masyarakat yang terciptanya komunitas masyarakat yang hidup dalam keteraturan dan keseimbangan dalam keanekaragaman sosial budaya.
BAB 9 SIKAP TOLERANSI DAN EMPATI SOSIAL TERHADAP KEBERAGAMAN BUDAYA 1. Sikap Toleransi dan empati terhadap keberagaman budaya Sikap toleransi berarti sikap yang rela menerima dan menghargai perbedaan dengan prang atau kelompok lain. Empati adalah sikap yang secara ikhlas mau merasakan pikiran dan perasaan orang lain. Sikap tolerans dan empati ini sangat penting ditumbuhkembangkan dalam kehidupanmasyarakat Indonesia multicultural. Dengan pengembangan sikap toleransi dan empati sosial, maka masalah-masalah yang beraitan dengan keberagaman sosial budya akan dapat dikendalikan, sehingga tidak mengarah pada pertentangan sosial yang dapat mengancam diisintegrasi nasional. Semangat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia sejak zaman Kerajaan Majapahit telah terpelihara cukup baik. Oleh karena itu, sikap toleransi tidak boleh pudar hanya karena perbedaan suku bangsa, ras, bahasa, agama, adat istiadat atau golongan politik. Sebab bangsa yang berBhinneka Tunggal Ika, kita tidak layak bersikap sukuisme, realism, chauvisme, primadialisme, atau anarkisme dalam kehidupan masyarakat. Sebab sikap dan perilaku seperti itu bertentangan dengan nilai-nilai luhur budaya dan jati diri bangsa Indonesia yang bersifat kekluargaan, ramah tamah, tolong menolong dan sebagainya. Oleh karena itu, kita harus menempatkan diri sebagai warga masyarakat yang merupakan bagian utuh dari bangsa Indonesia. Untuk itu, perlu dikembangkan sikap dan perilaku yang dilandasi oleh sikap demokratis, toleransi, empati, solidaritas, tolong menolong, dan kekeluargaan. Dengan demikian, kita akan dapat memlihara dan mewujudkan kehidupan masyarakat yang dilandasi oleh nilai-nilai budaya nasional. Sebagai makhluk Individu, manusia memiliki hak dan kewajiban asasi untuk mengembangkan kehidupannya secara mandiri sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Namun, manusia tidak dapat hidup secara sendiri-sendiri, melainkan memerlukan bantuan manusia lainnya. Keberadaan manusia hanya bermakna bila mampu hidup secara kolektif dalam persekutuan dengan individu-individu lain dimasyarakat. Adapun cara untuk menerima dan menghargai orang lain atau suku bangsa lain yang berbeda latar belakang budaya dapat dilakukan sebagai berikut a. Kita perlu menerima dan menghargai orang lain/suku bangsa lain sebagai dari bangsa Indonesia. b. Kita perlu menerima dan menghargai orang lain/suku bangsa lain sebagai makhluk pribadi dan makhluk sosial ciptaan Tuhan Yang Maha Esa c. Kita perlu menerima dan menghargai orang lain/suku bangsa lain sebagai manusia yang memiliki kelebihan dan keterbatasan dalam hal-hal tertentu. d. Kita perlu menerima dan menghargai orang lain/suku bangsa lain sebagai manusia yang memiliki persamaan kedudikan, harkat, martabat, dan derajat, serta hak dan kewajiban asasi. e. Kita perlu menerima dan menghargai oranglain/suku bangsa lain sebagai pemilihan dan penghuni tanah air Indonesia ciptaan Tuhan Yang Maha Rsa f. Kita perlu menerima dan menghargai orang lain/suku bangsa lain sebagai manusia yang memiliki latar belakang sosial budaya yang berbeda-beda dalam ras, suku bangsa, bahasa, adat-istiadat, profesi, golongan politik dan sebagainya. 2. Sikap positif dan krisis terhadap keberagaman budaya Selain dapat menimbulkan dampak negative berupa goncangan budaya dan ketimpangan buadaya, globalisasi berdampak positif, yaitu memperkaya khasanah budaya nasional Indonesia. Cukup banyak nilai-nilai budaya global yang positif dan bermanfaat bagi kehidupan masyarakat Indonesia. Proses alih teknologi dan ilmu pengetahuan dari masyarakat Negara maju kepada masyarakat Indonesia pada era global dewasa ini tentu saja menguntungkan bagi kemajuan masyarakat Indonesia. Demikian pula masuknnya paham-paham baru dibidang politik, ekonomi, dan seni budaya, sepe rti paham demokrasi, prinsip efesiensi dan produktivitas dalam bidang industry atau ekonomi dan system persenjataan militer, semua itu bermanfaat dalam emajukan kehidupan masyarakat Indonesia. Demikian pula dengan sikap dan perilaku disiplin, keterbukaan, tertib dijalan raya, rapi dalam berbusana, mandiri dalam kehidupan, sikap menghargai waktu, sikap positif dalam olah raga, dan sejenisnya, semua itu diadopsi dari nilai-nilai budaya luar, terutama dari masyarakat Eropa, Amerika Serikat dan Jepang. Sikap dan perilaku hidup tertib dan disiplin tadi tertentu sja sangat berguna untuk membina moral dan mentalitas masyarakat Indonesia, yang cenderung bersikap santai dan malas. Selain itu, masuknya benda-benda budaya fisik, seperti barang-barang beteknologi canggih televise, antenna parabola, telepon genggam, internet, faksimil, mobil mewah, dan barang-barang mewah lainnya, semuanya sangat berguna bagi masyarakat Indonesia unutk ditiru dan dikembangkan dalam kehidupannya. Sekalipun banyak manfaat yang diperoleh dari masuknya nilai-nilai budaya global, tetap kita tetap peru waspada agar eksistensi jati diri bangsa Indonesia tetap terjaga. Sebagai masyarakat religious, tentu saja kita tidak menghendaki berkembangnya budaya secular dan materialis. Sebagai bangsa yang menjungjung tinggi semangat kekeluargaan, gotongroyong dan ramah tamah tentu saja kita tidak menghendaki berkembangnya buadaya anarkis dan indiviualis. Oleh karena itu, kita harus tetap memelihara eksistensi jati diri bangsa Indonesia. Derasnya pengaruh nilai-nilai budaya global, sejalan dengan proses modernisasi masyarakat, tentu saja menimbulkan masalah-masalah sosial. Adapun masalah sosial yang timbul sebagai dampak negative globalisasidan modernsiasi yaitu sebagai berikut a. Semakin meningatnya arus urbanisasi dari desa ke kota, sehingga timbul kerawanan sosial berupa pengangguran, permukiman kumuh, kriminalitas, mobilitas gelandangan dan perminta-minta b. Terjadinya perubahan struktur sosial, dari masyarakat pertanian tradisional menjadi masyarakat industry modern yang cenderung bersifat feudal, kapitalis, secular, dan materialistis. c. Semakin memudahkan masuknya unsur-unsur budaya luar yang negative, sehingga mempengaruhi sikap dan perilaku masyarakat, seperti berkembangnya budaya alkoholisme, penyimpangan seksual, sikap hidup kebarat-baratan, penyalahgunaan narkotika dan sejenisnya. d. Semakin tajamnya kesenjangan sosial antara golongan orang kaya dengan orang miskin, sehingga timbul kecemburuan sosial, menajamnya konflik rasial, memudarnya nilai-nilai budaya asli dan sebagainya. a. Gagasan yang perlu dikembangkan Sebagai warga negara yang baik kita wajib menjaga eksistensi jati diri bangsa. Jati diri bangsa Indonesia yang dikenal religius,ramah tamah,dan kekeluargaan jangan sampai memudar karena pengaruh-pengaruh global yang bersifat sekular,anarkis,individualitis,dan materialitis. oleh karena itu,kita perlu berupaya mengatasi memudarnya jati diri bangsa. Berikut ini gagasan atau pemikiran untuk mengatasi memudarnya jati diri bangsa akibat pengaruh globalisasi . 1 Pemerintah melalui Departemen Pendidikan Nasional perlu meningkatkan program pendidikan bela ini dalam pelaksanaannya dapat diintegrasikan ke dalam materi pelajaran,seperti kedalam mata pelajaran Bahasa Indonesia,Ilmu pengetahuan sosial,Kewarganegaraan, ataupun Sosiologi . 2 Pemerintah melalui Departemen Pariwisata dan Kebudayaan memprogramkan upaya-upaya pemeliharaan dan pengembangan seni budaya daerah,antara lain melalui seminar,lomba karya tulis,pagelaran seni budaya,ataupun pameran kebudayaan. 3 Masyarakat melalui tokoh-tokohnya perlu brupaya melakukan pembinaan terhadap seni daerah masing-masing. 4 Dilingkungan sekolah,para guru perlu memprogramkan upaya pembinaan mentalitas generasi muda/para pelajar tentang pentingnya memelihara eksistensi jati diri bangsa. 5 Para pemuda hendaknya proaktif dalam memprogamkan upaya pembinaan terhadap generasi muda tentangpentingnya memelihara jati diri bangsa. 6 Setiap warga negara perlu menyadari akan pentingnya menjaga eksistensi jati diri bangsanya dengan selalu bersikap selektifdalam menerima pengaruh nilai-nilai global. b. Sikap kritis yang perlu di kembangkan Sikap kritis apa saja yang perlu dikembangkan untuk mengatasi memudarnya jati diri bangsa? Anda mungkin pernah bahkan sering mendengar istilah kritis Misalnya kita harus bersikap kritis dalam menghadapi kehidupan ini. Kritis berarti sikap yang tidak mudah menerima begitu saja sesuatu yang dikatakan oleh orang lain. Sikap kritisberarti perilaku yang selalu didasari oleh akal sehat. Pendapat atau tanggapan yang muncul dari orang yang kritis disebut kritik. Orang yang pekerjaannya mengkritik sesuatu hal atau pendapat pihak lain disebut kritikus. Orang yang kritis tidak akan menerima begitu saja pengaruh perubahan sosial yang perubahan yang terjadi akan selalu dipikirkannya . Apakah perubahan itu menguntungkan atau merugikan masyarakat ?Hal ini bukan berarti orang yang kritis menutup diri terhadap perubahan. Namun ia berusaha menganalisis perubahan apa saja yang mendatangkan manfaat bagi diri dan perubahan itu memberikan pengaruh negatif terhadap diri dan masyarakatnya maka ia segera menolak dengan contoh,anting merupakan perhiasan yang lazim dipakai oleh seorang akibat pengaruh budaya global,Banyak remaja pria yang memakai anting di telinga dan yang kritis tentu saja akan menilai perubahan perilaku memakai anting itu berpengaruh terhadap penampilannya atau tidak. Setelah mengamati bahwa memakai anting-anting hanya memberi kesan seram dan premanisme tanpa ada pengaruh positif,maka ia akan mengutuskan untuk tidak mengikuti perubahan gaya penampilan tersebut . Dalam lingkup yang lebih besar sikap kritis dapat ditunjukkan dengan cara memberi opini atau kritik terhadap kebijakan pemerintah atau tokoh masyarakat yang berkuasa .Misalnya,pemerintah membuat kebijakan menaikkan harga bahan bakar minyak BBM sebesar 100%.Hal itu berarti akan berpengaruh terhadap kenaikkan barang kebutuhan pokok shari-hari. Anggota masyarakat yang kritis tentu saja akan menolak atau meminta penjelasan terhadap pemerintah,mengapa harga BBM dinaikkan sebesar itu ? Kemampuan untuk bersikap kritis akan menghindarkan seseorang atau kelompok masyarakat dari pengaruh buruk perubahan sosial budaya yang terjadi .Sikap kritis akan mendorong terbentuknya perilaku yang mandiri dan intelek pada seseorang. Dengan,demikian ia tidak akan mudah dipengaruhi oleh orang lain. 1 Sikap kritis dalam mengatasi mundurnya jati diri bangsa dapat dilakukan sebagai berikut. 1 Menyadari secara kritis bahwa kita merupakan bagian dari masyarakat Indonesia yang berBhineka Tunggal Ika. 2 Menyadari secara kritis bahwa kehidupan masyarakat Indonesia sangat beranekaragam dalam suku bangsa dan budaya. 3 Menyadari bahwa kebudayaan itu cenderung berubah dan bertahan sejalan dengan perubahan yang terjadi dalam masyarakat. 4 Bersikap kritis,rasional,dan selektif terhadap pengaruh masuknya unsur-unsur budaya global. 5 Bersikap kritis,rasional,dan selektif terhadap permasalahan yang timbul akibat perubahan sosial. 6 Ikut secara aktif dan kreatif dalam mengatasi persoalan sosial yang timbul akibat pengaruh perubahan sosial. c. positif yang perlu dikembangkanterbuka 1 Sikap terbuka Sebagai bangsa yang kritis,kita harus bersikap terbuka,terhadap perubahan yang semua pengaruh budaya global bersifat negatif tetapi banyak pula positifnya .Pengaruh perubahan positif kita dukung ,tetapi pengaruh negatifnya kita hindari .Oleh karena itu kita jangan bersikap apriori atau menaruh prasangka buruk terhadap hal-hal yang baru .Sikap terbuka ini diperlukan karena masuknya pengaruh budaya global sudah tidak dapat dihindari lagi. 1 Sikap antisipatif Perilaku kritis lainnya yang perlu kita kembangkan ialah sikap kita harus selalu tanggap dan peka terhadap perubahan yang terjadi. Kita harus mengantisipasi kemungkinan yang akan terjadi. Misalnya,pengaruh gelombang budaya global yang demikian besar,cepat,dan terus-menerus harus diantisipasi dampak positif dan negatifnya. Sifat antisipasi dapat dimulai dengan mengamati dan meneliti pengaruh perubahan yang terjadi. Hasil pengkajian ini kemudian di jadikan sebagai acuan atau pedoman dalam menentukan acuan atau pedoman. 2 Sikap selektif Sikap kritis lainnya yaitukita harus bersikap selektif dalam menerima pengaruh perubahan sosial. Sikap selektif in maksudnya memilih mana pengaruh yang baik danmana yang tidak baik. Untuk di seleksi artinya memilih pengaruh perubahan manakah yang paling meberikan manfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Pengaruh positif yang memberikan manfaat diambil,Sedangkan pengaruh negatif yang tidak memberikan manfaat dibuang jauh-jauh. Sebagai contoh, gaya berbusana yang rapih dan etos kerja yang tinggi dan trampil yang ditampilkan oleh asyarakat barat,perlu ditiru. Sebaliknya,kebiasaan mabuk atau minuman keras atau budaya seks bebasyang berasal daribudaya global jangan ditiru karena bertentangan dengan kepribadian bangsa Indonesia. 3 Sikap adaptif Sikap kritis lainnya dalam menghadapi perubahan sosial ialah bersikap adaptif. Sikap adaptif artinya sifat yang berusaha menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi. Proses seleksi memberikan keputusan apakah seseorang menerima atau menolak suatu pengaruh perubahan sosial. Apabila seseorang telah memutuskan untuk menerima pengaruh positif maka ia harus bersikap adaptif terhadap hal-hal baru tersebut, Misalnya ketika kita menerima masuknya teknologi komputer karena banyak manfaatnya maka kita harus berusaha mempelajari dan menguasai teknologi dan komunikasi tersebut secara baik. d. sikap negatif yang perlu dihindari 1 sikap tertutup dan curiga Sikap tertutup dan curiga pada masryarakat tradisional sering kali menghambat perubahan sosial . pada era global sekarang ini, sikap yang demikian harus sudah ditinggalkan . sebab sekarang ini proses perubahan tidak dapat dihindari lagi . apabila kita selalu bersikap tertututp dan curiga ,maka proses pembaharuan masyarakat tidak akan berjalan dengan lancar . pada masyarakat tertutup perubahan sosial dianggap sebagai sesuatu yang merusak integritas kebudayaannya . sebagian masyarakat masih menganggap bahwa unsur – unsur budaya global selalu negatif .oleh karena itu masyarakat akan menentang setiap usaha – usaha pembaharuan . sikap tertutup dan curiga merupakan salah satu ciri masyarakat pedesaan yang tradisional . apabila pembaharuan dipaksakan , maka akan terjadi pertentanga sosial . 2 sikap apatis Perilaku negatif lainnya yang harus didhindari dalam menghadapi perubahan sosial ialah sikap apatis . sikap apatis artinya sikap yang acuh tak acuh terhadap persoalan yang terjadi di dalam masyarakat yang kecewa . sebagai cintoh kelompok masyarakat yang kecewa terhadap pemerintah yang berkuasa akan melakukan aksi tertutup mata tertutup terhadap seluruh kebijakan pemerintah . segala perubahan yang dilakukan pemerintah tidak akan bermakna apa- apa dimata karena itu , mereka tidak menentukan sikap apa –apa menerima atau menolak terhadap pengaruh perubahan yang terjadi .pada masyarakat seperti itu ,proses perubahan sosial akan terhambat . 3 sikap tidak selektif Sikap tidak selektif adalah sikap tidak mampu memilah –milah dampak pengaruh perubahan sosial . pada orang – orang yang tidak bersikap selektif pengaruh apapun akan diterimanya tanpa diseleksi terlebih dahulu . sebagai akibatnya, mereka mudah sekali terbawa arus perubahan yang bersifat negatif . dalam berteman pun , kita harus selektif agar tidak terpengaruh oleh pergaulan bebas . para remaja umumnya bersikap tidak selektif dallam menerima pengaruh budaya global . 4 tidak mempunyai inisiatif Tidak mempunyai inisiatif berati tidak memiliki ide , gagasan atau prakarsa untuk berbuat sesuatu . segala sesuatunya ditentukan oleh orang lain . dalam menghadapi pengaruh perubahan sosial , orang yang tidak memiliki inisuati akan mudah diombang – ambing oleh pengaruh perubahan . misalnya perubahan gaya rambut dari waktu ke waktu selalu diikutu walaupun beldak memiliki ini tentu cocock untuk dirinya . sikap tidak inisiatif akan merugikan diri sendiri dan masyarakat nya . pada era global sekarang ini , sangat dibutuhkanorang – orang yang memiliki sikap ,kreatif dan inisiatif . B . MENJAGA DAN MELESTARIKAN BUDAYA LOKAL Bagaimanakah sikap kita terhadap budaya lokal ? budaya lokal memiliki peran dan kedudukan oenting karena merupakan unsun- unsur pembentuk budaya nasional . karena itu kita perlu menjaga dan melestarikan budaya lokal agat tidak punah . 1. Pentingnua menjaga dan memelihara budaya lokal Sebelum melakukan tindakan pemeliharaan budaya lokal , yang utama ialah adanya kemauan untuk memlihara budaya lokal itu sendiri . adanya kemauan yang keras akan memberi semangat untuk mencari cara . pemeliharaan budaya lokal dapat dilakukan dengan berbagai cara , seperti melalui kongres bahasa daerah dan pergelaran seni budaya daerah . dengan mengambil analoogi pada kongres bahasa bali dan kongres bahasa jawa bahwa penyelamatan ,pemeliharaan dan penghormatan bahasa – bahas adaerah , terlebih dahulu pemilik dan penutur asli bahasa daerah itu sendiri perlu dibuar sadar bahwa bahasa daerah itu berfungsi sebagai a. Lambang kebanggan daerah dan masyarakat penuturnya b. Lambang identitas daerah dan masyarakat penuturnya c. Alat penghubung di dalam keluarga dan masyarakat d. Sarana pendukung budaya daerah dan budaya nasional Apabila pamilik dan penuturnya asli bahasa daerah menyadari bahwa begitu besar dan pentingnya fungsi bahasa daerah , perlu diupayakan peningkatan mutu pemakaian bahasa daerah , mancakup nupaya menungkatkan sikap , pengetahuan , dan keterampilan berbahasa daerah melalui jalur formal pendidikan dan pengajaran dusekolah dan jalur informal dengan memfungsikan bahasa daerah dalam kehidupan masyarakat sehari- hari . pembinaan sastra juga perlu di dahului dengan penanaman kesadaran kepada seluruh seluruh rakyat indonesia dan pemilik sastra daerah bahwa sastra daerah merupaka bukti suatu historis masyarakat daerah . sastra daerah sebagai salah satu bagian dari sastra indonesia berkedududkan sebagai wahana ekspresi budaya indonesia , yang didalamnya terekam pengalaman etika , estetika , moral , agama , dan sosial masyarakat daerah . dalam kedudukan sebagai wahana ekspresi budaya , sastra daerah memiliki fungsi sebagai perekam kebudayaan daerah dan pamaliharaan , pemupuk , dan penumbuh solidarits daerah. Apabila kesadaran terhada pentingnya sastra daerah timbul maka , pembinaan yang perlu dilakukan ialah peningkatan mutu apresiasi sastra daerah . upaya peningkatan ini dapat dilakukan melalui pendidikan , pengajaran , pemesyarakatan dan pemberdayaan sastra daerah , yaitu a. mengadakan pendididikan dan pengajaran bahasa dan sastra daerah tersendiri sebagai mata pelajaran dalam kurikulum bukan merupakan bagian kecil dari pendidikan dan pengajaran bahasa daerah . b. mangadakan guru – guru bahasa dan satra daerah yang bermutu c. atmosfer yang kondusif untuk mendukung penciptaan karya sastra yang bermutu d. memanfaatkan tokoh – tokoh sastra daerah yang masih kreatif dan produktif e. memberikan penghargaan yang wajar kepada sastrwan daerah dan mengadakan penerjemahan karya sastra daerah yang memiliki nilai universal dengan demikian ,penegmbangan bahasa dan sastra daerah merupaka upaya untuk maningkatkan mutu sastra daerah yang di dalamnya meliputi di alek dan tradisi lisan agarsastra daerah itu dapat dimanfaatkan sebagai media ekspresi pencarian dan pencerminan jati diri dalam membangun masyarkat daerah yang merupakan bagian dari masyarakat indonesia . kegiatan pengembangan meliiputi pengembangan penelitian dan penulisan . 2. manfaat menjaga dan melestarikan budaya lokal pemahaman identitas jati diri suatu bangsa dapat dilakukan secara mendalam berdasarkan perspektif bangsa itu sendiri . demikian pula halnya dengan pemahaman budaya lokal . pemahaman budaya lokal dapat dicapai kedalamannya apabila kit mampu melihatnya dari perspektif budaya likal itu sendiri. Dengan mengingatkan definisi budaya sebagai pola keyakinannya ,sikap , dan perilaku yang dipelajari oleh suatu bangsa kemudian diwariskan kepada generasi berikutnnya , maka keyakinan ,sikap dan perilaku seuatu etinis hendaknya dinyatakan dalam bahsa dan sastra daerah serta dipergunakan dalam interaksi antar anggota etnis itu sendiri banyak ungkapan yang mencerminkan keyakinan, sikap ,san perilaku suku –sukubudaya kita yang tidak dapat dinyattakan dalam bahasa indonesia tau bahasa asing . selain itu ,hasil pengalaman hidup dan pemikirann yang sudah berlangsung ber abad – abad , misalnya dalm hal seni dan budaya. UJI KOMPETENSI GANDA Pilihlah jawaban yang benar dengan memberi tanda silang x pada huruf a, b, c, d atau e ! 1. keanekaragaman masyarakat dan kebudayaan indonesia tercermin dalam semboyan . . . a. tut wuri handayani b. bhinneka tunggal ika c. kebudayaan nasional bangsa indonesia d. dasar negara bangsa indonesia 2. berikut iini nilai-nilai luhur budaya yang berfungsi mempersatukan masyarakat dan bangsa indonesia,kecuali . . . a. primordialisme b. gotong royong c. kekeluargaan d. tolong menolong e. toleransi 3. sikap yang tidak mudah menerima begiitu saja sesuatu yang dikemukakan oleh orang lain,disebut . . . a. kritis b. selekktif c. apatis d. adaptif e. antisipatif 4. sikap kritis akan mendorong terbentuknya perilaku . . . a. mandiri dan intelek b. masa bodoh acuh tak acuh c. Cermat dalam mengatasi situasi d. Tertutup dan kaku e. Berfikir Rasional 5. sikap terbuka terhadap perubahan sosial ditunjukan oleh sikap . . . a. Menerima pengaruh global yang positif b. Menolak pengaruh global yang negatif c. Memilih pengaruh global yang positif d. Rasional, Selektif, dan adaptif e. Jangan mudah terpengaruh 6. sikap rasional dalam menghadapi pengaruh yang baik,disebut . . . a. Kritis b. Selektif c. Antisipatif d. Adaptif e. Apatis 7. contoh sikap selektif dalam menghadapi perubahan sosial ialah . . . a. Menerima saja pengaruh budaya global b. Meniru gaya berbusana yang rapih c. Mengkaji budaya global yang masuk d. Mengganti mesin tik dengan komputer e. Membanggakan kemajuan bangsa lain 8. mengganti mesin dengan komputer adalah contoh sikap . . . a. Kritis b. Selektif c. Antisipatif d. Adaptatif e. Rasional 9. berikut ini ikap negatif dalam menghadapi perubahan sosial,kecuali . . . a. Tertutup b. Curiga c. Apatis d. Adaptatif e. Fanatik 10. penolakan masyarakat baduy terhadap moderenisasi merupakan contoh sikap . . . a. Tertutup b. Curiga c. Apatis d. Adaptatif e. Selektif II. URAIAN Jawablah peranyaan-pertanyaan di bawah ini secara singkat dan benar ! 1. Tunjukan dengan contoh sikap toleransi masyarakat terhadap keberagaman budaya ! 2. Tunjukan dengan sikap empati pemerintah terhadap keberagaman budaya ! 3. Apakah yang dimaksud sikap kritis dalam menghadapi keberagaman budaya ! 4. Mengapa kita harus bersikap kritis terhadap keberagaman budaya? 5. Apa manfaat sikap kritis terhadap keberagaman budaya ! 6. Sebutkan contoh sikap positif terhadap keberagaman budaya ! 7. Jelaskan cara menjaga dan memelihara budaya lokal ! 8. Jelaskan manfaat pembinaan budaya lokal ! 9. Tunjukan peran masyarakat dalam menjaga dan melestarikan budaya lokal ! 10. Tunjukan perann pemerintah dalam membina dan memelihara budaya lokal !
tunjukan dengan sikap empati pemerintah terhadap keberagaman budaya